Rabu, 20 Desember 2017

Hari Infanteri ingatkan Perjuangan Palagan Ambarawa



Puworejo - Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Bakti Agus Fajari, mewakili Pangdam IV/Dip Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si., pimpin upacara memperingati Hari Infanteri Tahun 2017 Tingkat Kodam IV/Dip di Alun-alun Kutoarjo Purworejo, Selasa (19/12). Turut hadir dalam kegiatan tersebut Para Danrem, salah satunya Danrem 073/Makutarama Kolonel Inf Joni Pardedebeserta para Perwira Makorem 073/Makutarama dan jajaran Korem 073/Makutarama. Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Mayjen TNI Surawahadi, S. I. P., M. Si., dalam amanatnya yang disampaikan Kasdam IV/Dip Brigjen TNI Bakti Agus Fajari menyampaikan tumbuh dan berkembangnya Infanteri sebagai korps terbesar TNI AD tidak pernah terlepas dari sejarah perjuangan bangsa dan NKRI.

Dikatakan, salah satu peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah ketika menghadapi agresi militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. Dimana pada saat itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman mengeluarkan perintah kilat No. 1/PB/D/1948 yang ditujukan kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu perintah siasat No. 1/1948 tanggal 12 Juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat semesta, dimana pasukan-pasukan yang hijrah melaksanakan aksi Wingate (Infiltrasi) dengan cara long mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk Wherekrise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran gerilya.

“Bentuk dan siasat pertempuran yang digunakan tersebut merupakan taktik dan strategi prajurit Infanteri untuk melanjutkan perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan”, terangnya.  “Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948 tersebut, Panglima Besar Jenderal Soedirman telah mewariskan kepada kita tentang nilai-nilai luhur yang tidak akan pernah lekang oleh waktu yaitu ketokohan,  patriotisme, militansi, kejuangan, profesionalisme, sifat pantang menyerah, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat yang akan selalu terpatri dalam jiwa, sikap, dan tindakan setiap prajurit Infanteri”, jelasnya.

Selanjutnya, tandasnya. Untuk mengabadikan nilai-nilai tersebut, maka TNI AD menetapkan hari tersebut sebagai “Hari Infanteri”. Disampaikan pula, dengan melihat sejarah ditetapkannya hari Infanteri tersebut, maka peran, tugas, fungsi prajurit dan satuan infanteri, tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. “Kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan aspek sangat penting dan strategis falam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD”, jelasnya.

Hubungan dan kebersamaan yang baik TNI dengan rakyat sejak dulu hingga saat ini, merupakan faktor yang sangat fundamental di dalam membangun persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan dan mempertahankan NKRI yang merdeka dan berdaulat.  Selain itu, perlu menjadi atensi bagi kita semua, bahwa menurut catatan sejarah pada 19 Desember 1948 yang bertepatan dengan agresi militer Belanda II, Mr. Syafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat Menteri Kemakmuran Kabinet Presiden Soekarno mendapatkan mandat dari Presiden Soekarno untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)  di Bukit Tinggi Sumatera Barat sebagai suatu bentuk perjuangan bangsa dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah, karena Yogyakarta yang pada saat itu sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia diserang dan jatuh ke tangan Belanda.

Selanjutnya, untuk mengenang deklarasi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)  tersebut, Presiden Republik Indonesia Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres No. 28 Tahun 2006, menetapkan bahwa pada tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara, dimana pada tanggal tersebut diperingati juga sebagai Hari Infanteri di lingkungan TNI AD.

Pada kesempatan yang sama, Danpussenif TNI AD dalam amanatnya menyampaikan pada peringatan Hari Infanteri Tahun 2017 ini tema yang diambil yakni “Dilandasi semangat Yudha Wastu Pramukha, prajurit Infanteri bersama rakyat, kuat, mandiri dan berkepribadian guna memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat”. “Tema tersebut mencerminkan komitmen dan tekad yang kuat prajurit dan satuan Infanteri untuk menjadi profesional, modern dan militan, sebagai petarung yang handal dalam pertempuran”, terangnya.

Makna tema tersebut juga memancarkan semangat pengabdian dan perjuangan tanpa akhir untuk terus memperkokoh kemanunggalannya dengan rakyat serta membangun sinergitas dengan segenap komponen bangsa lainnya sebagai kekuatan bela negara dalam sistem pertahanan semesta. “Diharapkan, dengan tema tersebut tidak hanya dijadikan slogan belaka namun mari kita sebagai prajurit Infanteri untuk memiliki niat dan memantapkan komitmen bersama untuk benar-benar dipahami, dihayati dan diimplementasikan secara cerdas dan bijak, melalui langkah dan tindakan nyata secara konsisten sesuai dengan peran, tugas dan fungsi serta tanggungjawab masing-masing dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD”, pintanya. (Penrem073/Makutarama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar