Puworejo - Kasdam IV/Diponegoro
Brigjen TNI Bakti Agus
Fajari, mewakili Pangdam IV/Dip Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si.,
pimpin upacara memperingati Hari Infanteri Tahun 2017 Tingkat Kodam IV/Dip di
Alun-alun Kutoarjo Purworejo, Selasa (19/12). Turut hadir dalam kegiatan
tersebut Para Danrem, salah satunya Danrem 073/Makutarama Kolonel Inf Joni Pardedebeserta para Perwira Makorem 073/Makutarama
dan jajaran Korem 073/Makutarama. Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Mayjen TNI Surawahadi, S. I. P., M.
Si., dalam amanatnya yang disampaikan Kasdam IV/Dip Brigjen TNI
Bakti Agus Fajari menyampaikan tumbuh dan berkembangnya Infanteri sebagai korps
terbesar TNI AD tidak pernah terlepas dari sejarah perjuangan bangsa dan NKRI.
Dikatakan,
salah satu peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah
ketika menghadapi agresi militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. Dimana
pada saat itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman mengeluarkan perintah kilat
No. 1/PB/D/1948 yang ditujukan kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu perintah siasat No. 1/1948
tanggal 12 Juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat
semesta, dimana pasukan-pasukan yang hijrah melaksanakan aksi Wingate
(Infiltrasi) dengan cara long mars kembali ke wilayah masing-masing dan
membentuk Wherekrise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat
pertempuran gerilya.
“Bentuk
dan siasat pertempuran yang digunakan tersebut merupakan taktik dan strategi
prajurit Infanteri untuk melanjutkan perjuangan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan”, terangnya. “Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948
tersebut, Panglima Besar Jenderal Soedirman telah mewariskan kepada kita
tentang nilai-nilai luhur yang tidak akan pernah lekang oleh waktu yaitu
ketokohan, patriotisme, militansi, kejuangan, profesionalisme, sifat
pantang menyerah, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat yang akan selalu terpatri
dalam jiwa, sikap, dan tindakan setiap prajurit Infanteri”, jelasnya.
Selanjutnya,
tandasnya. Untuk mengabadikan nilai-nilai tersebut, maka TNI AD menetapkan hari
tersebut sebagai “Hari Infanteri”. Disampaikan pula, dengan melihat sejarah
ditetapkannya hari Infanteri tersebut, maka peran, tugas, fungsi prajurit dan
satuan infanteri, tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya. “Kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan aspek sangat penting dan
strategis falam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD”, jelasnya.
Hubungan
dan kebersamaan yang baik TNI dengan rakyat sejak dulu hingga saat ini,
merupakan faktor yang sangat fundamental di dalam membangun persatuan dan
kesatuan untuk mewujudkan dan mempertahankan NKRI yang merdeka dan
berdaulat. Selain itu, perlu menjadi atensi bagi kita semua, bahwa
menurut catatan sejarah pada 19 Desember 1948 yang bertepatan dengan agresi
militer Belanda II, Mr. Syafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat Menteri
Kemakmuran Kabinet Presiden Soekarno mendapatkan mandat dari Presiden Soekarno
untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit
Tinggi Sumatera Barat sebagai suatu bentuk perjuangan bangsa dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah, karena
Yogyakarta yang pada saat itu sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia
diserang dan jatuh ke tangan Belanda.
Selanjutnya,
untuk mengenang deklarasi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
tersebut, Presiden Republik Indonesia Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono melalui
Keppres No. 28 Tahun 2006, menetapkan bahwa pada tanggal 19 Desember sebagai
Hari Bela Negara, dimana pada tanggal tersebut diperingati juga sebagai Hari
Infanteri di lingkungan TNI AD.
Pada
kesempatan yang sama, Danpussenif TNI AD dalam amanatnya menyampaikan pada
peringatan Hari Infanteri Tahun 2017 ini tema yang diambil yakni “Dilandasi
semangat Yudha Wastu Pramukha, prajurit Infanteri bersama rakyat, kuat, mandiri
dan berkepribadian guna memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat”. “Tema tersebut
mencerminkan komitmen dan tekad yang kuat prajurit dan satuan Infanteri untuk
menjadi profesional, modern dan militan, sebagai petarung yang handal dalam
pertempuran”, terangnya.
Makna
tema tersebut juga memancarkan semangat pengabdian dan perjuangan tanpa akhir
untuk terus memperkokoh kemanunggalannya dengan rakyat serta membangun
sinergitas dengan segenap komponen bangsa lainnya sebagai kekuatan bela negara
dalam sistem pertahanan semesta. “Diharapkan, dengan tema tersebut tidak hanya
dijadikan slogan belaka namun mari kita sebagai prajurit Infanteri untuk
memiliki niat dan memantapkan komitmen bersama untuk benar-benar dipahami,
dihayati dan diimplementasikan secara cerdas dan bijak, melalui langkah dan tindakan
nyata secara konsisten sesuai dengan peran, tugas dan fungsi serta
tanggungjawab masing-masing dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD”,
pintanya. (Penrem073/Makutarama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar