Danrem Makutarama, Shalawat Kebangsaan Tingkatkan
Nasionalisme Masyarakat

Sebelum di mulai acara
shalawat kebangsaan di awali dengan pembacaan teks Pancasila oleh Rektor
UKSW Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D, dan
menyanyikan lagu Padamu Negeri serta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Dalam Shalawat Kebangsaan ini
mengusung tema “Bela Negara”, di dalam ceramahnya Habib Lutfi Bin Ali Bin Yahya,
mengatakan Bela Negara bukanlah hal yang
bersifat militer. Makna Bela Negara seperti ini terbilang sempit. Tema
Bela Negara yang diangkat dalam Konferensi Ulama Thariqah adalah bela negara
yang mengikat seluruh anak bangsa untuk mengangkat rasa memiliki. Jika setiap
anak bangsa sadar akan rasa memiliki, maka negara akan kuat. Kekuatan dari Bela
Negara adalah rasa cinta kepada tanah air masing-masing.
Tidak hanya berarti sempit
militer, Bela Negara justru mengikat pula dalam pendidikan, perdagangan,
pertanian, termasuk menopang kemajuan bangsa. Maka, Bela Negara jangan
dimengerti sebagai angkat sejata, tetapi bagaimana Bela Negara melahirkan kaum
intelektual dalam bidang pertanian, kelautan, dan seluruh ranah kebangsaan,
sehingga sikap yang benar-benar memperkokoh bangsa dan negara adalah Bela
Negara juga. Jadi tidak hanya di militer, namun ada juga pada mencetak
ilmuan, saintis, lewat pendidikan, dan lainnya, agar tercipta kedamaian dunia.
Indonesia sangat luas dan
luar biasa, kita semua mengetahui. Indonesia juga negara yang sangat strategis.
Negara yang paling kaya kepulauan. Namun sejauh mana anak-anak kita belajar
tentang perbatasan Negara? Apa yang mereka pelajari dari hasil daerah dan
Negara? Anak-anak kita sudah banyak yang ketinggalan.
"Mungkin ini disebabkan
kurangnya pendidikan dari orangtua. Sehingga anak menjadi rabun akan
Bangsanya. Padahal wajib hukumnya Bela Negara," tutur Habib Luthfi. "Memajukan
pendidikan, ekonomi, pertanian itu termasuk dalam kategori bela negara.
Kekayaan apa yang ada di negara masing-masing”.
Tentara dan rakyat jauh
tidak saling kenal. Tapi alhamdulillah di Indonesia tiap hari ulama
dan tentara saling berhubungan. Rakyat dan tentara saling berhubungan. Program
tentara masuk desa untuk membantu rakyat. Tentara adalah anak bangsa. Sehingga
terbangun saling menghormati antara Ulama dan Tentara, Rakyat dan tentara.
Tentara bukanlah instansi terpisah dari masyarakat. Mereka adalah bagian dari
warga ini juga, “pungkas beliau.
Hadir dalam Shalawat Kebangsaan ini
pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Para Dandim jajaran Rem 073/Mkt,
Para Dan/Satdisjan Rem, Para Kasi/Pasi, Frkompinda Kota Slatiga dan Kabupaten
Semarang serta para alim Ulama yang ada di daerah Salatiga dan Semarang. (Penrem
073/Mkt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar