Selasa, 26 April 2016

Blimbing Tidak Setenar Dulu


Demak – Muncul ide menarik terkait pelaksanaan TMMD Reguler ke-96 Kodim 0716/Demak dengan desa sasaran Desa Trengguli, kecamatan Wonosalam. Yakni, banyak pihak yang beharap momen tersebut diharapkan bisa mengembalikan  kejayaan buah belimbing yag menjadi buah khas Kota Wali, Demak.

Sejumlah warga Trengguli sendiri belakangan ini sempat mempertanyakan, rencana pemerintah Demak yang akan menghijaukan kawasan pinggir sungai Apur C7, di Desa setempat,  dengan Tanaman Belimbing.

Dandim Demak Letkol Inf Nanang T Wibisono, menyatakan prihatin, dengan semakin berkurangnya pohon belimbing di Demak, dan disinyalir warga lebih memilih menanam pohon jambu.  ‘’Ini perlu mendapat perhatian semua pihak, dengan semakin berkurangnya pohon blimbing di Demak,  bahkan menjurus punah. Bahwa saat ini pohon belimbing sulit didapat di kawasan itu. Kondisi jauh berbeda dengan Demak yang dulu periode 1990- an, dimana banyak pohon belimbing tumbuh.

Menurutnya, penyebab pohon belimbing tidak bisa lagi setenar dulu di karenakan masyarakat Demak sudah beralih menanam pohon jambu air. Alasannya cukup masuk akal, yakni dikarenakan untuk perawatannya pohon jambu air lebih mudah daripada pohon belimbing.

‘’Padahal belimbing adalah ikon kota Demak yang perlu dilestarikan sesuai budaya lagu Lir ilir Kanjeng Sunan Kali Jogo”Ijo royo royo penekno belimbing kuwi”  ungkap  Dandim.

Diakuinya, upaya mengembalikan kejayaan buah Blimbing di Demak cukup dilematis. Pemerintah tidak bisa memaksa para petani untuk menanam belimbing, karena petani sendiri bisa mendeteksi komoditas mana  yang lebih menguntungkan.Tanaman belimbing lebih susah perawatannya, karena membutuhkan air, buahnya harus di bungkus dengan daun jati agar beraroma enak.

Sehingga tidaklah berlebihan jika warga Trengguli berharap, melalui TMMD, TNI bisa memberi motivasi agar penanaman pohon Blimbing bisa digalakan di Demak, sehingga kejayaan Blimbing Demak bisa dicapai kembali. Dari pantauan, beberapa pemilik kebun belimbing di Demak, belakangan ini  kini mulai melakukan pembibitan dan mempertahankan perkebunan belimbing yang tahun lalu mulai ditinggalkan.

Sekedar kilas balik,  di era 1990-an, banyak warga yang bisa tercukupi
kebutuhannya hanya dengan mengandalkan pohon belimbing di sekitar rumahnya. Bahkan  ada warga bisa menunaikan ibadah haji dari hasil menjual belimbing. Namun sekarang, sebagian besar pohon yang mereka pelihara sudah uzur. Produktivitasnya pun sudah mulai menurun. Rata-rata setiap pohon hanya mampu menghasilkan 10 - 15 buah saja.(Penrem 073/Mkt)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar