Kamis, 22 Februari 2018

Sangat penting pengetahuan tentang 4 Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara



Salatiga - Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan sambutan oleh Pasiter Korem 073/Makutarama Mayor Inf Arif Isnawan. Sosialisasi siap dimulai. “Ikuti acara ini dengan serius dan aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari mengingat kita di satuan teritorial yang harus bisa membina dan berkomunikasi yang baik dengan masyarakat,” Ucap Arif. (21/02/2018)

Pengarahan yang disampaikan oleh pemberi materi Letkol Kav Zubaidi dari Mabes Angkatan Darat tentang 4 Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini di hadiri oleh para Perwira staf Korem 073/Mkt, anggota Korem 073/Mkt, anggota Kodim 0714/Salatiga anggota Dinas Jawatan jajaran Korem 073/Mkt, PNS Korem Salatiga, perwakilan FKPPI Kota Salatiga dan PPM Kota Salatiga.

“Pengahapusan 4 pilar kebangsaan berada pada putusan mahkamah konstitusi yang akhirnya di rubah menjadi 4 Konsensus Dasar Kehidupan  berbangsa dan bernegara dengan isi dan poin-poin tetap tidak ada perubahan. Pancasila ini memberikan pemahaman kepada manusia melalui etika serta memiliki nilai religius, kekeluargaan, keselarasan, kerakyatan, keadilan yang mampu menegakkan dan berbiat adil bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali,” jelasnya.

Kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesisia saat ini cukup mengkhawatirkan karena masa orde baru pendidikan moral telah di hapuskan yang dampaknya sangat buruk seperti hilangnya etika dan toleransi antar sesama, terjadinya kerusuhan, masyarakat mulai alergi terhadap Pancasila dan lain sebagainya. Ini berakibat kepada para generasi muda saat ini. Untuk itu ajarkan anak-anak kita tentang pentingnya pendidikan moral agar menjadi generasi yang baik bagi bangsa Indonesia ini.

UUD sebagai landasan konstitusional yang merupakan hukum dasar tertulis dan tertinggi serta merupakan puncak dari seluruh peraturan perundang-undangan. Akan tetapi sebaik-baiknya UU tersebut disusun tetap tergantung pada unsur pelaksana UU (kita warga negara).

Kemudian sejenak ditampilkan sebuah film tentang sejarah perjuangan dan budaya indonesia yang sudah ada sejak puluhan abad lalu. Film tersebut menjelaskan bahwa  semangat kebangsaan timbul dan meningkat sejak di cetuskannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Kurangnya pemahaman tentang Bhineka Tunggal Ika menyebabkan penonjolan-penonjolan individu maupun kelompok yang anarkis seperti yang sering terjadi saat ini. Nilai toleransi yang mau menerima orang lain dapat menimbulkan komunikasi secara baik.

Letkol Zubaidi mengakhiri pengarahannya dengan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir dalam acara sosialisasi ini. (Penrem073/Makutarama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar