Salatiga - Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudra Ke-61 Tahun 2023, Korem 073/ Makutarama gelar nonton bareng pagelaran wayang orang dengan Lakon “Pandawa Boyong” di aula Korem 073/Makutarama. Salatiga. Minggu. (15/01/2023).
Ikut hadir
Komandan Korem 073/Makutarama Kolonel Inf Purnomosidi, S.I.P., M.A.P., di dampingi Kasrem serta para Kasi dan prajurit Korem 073/Makutarama.
Laksamana
Yudo dan Jenderal Pol Sigit tampil dalam pagelaran wayang orang “Pandawa
Boyong”. Pagelaran ini digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Minggu
15 Januari 2023 pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Panglima
TNI Laksamana Yudo Margono dalam pagelaran wayang orang Pandawa Boyong memerankan
sosok Bima Sena. Sementara Ibu Vero Yudo
Margono, memerankan sosok Dewi Nagageni.
Para
Kepala Staf TNI juga ikut ambil bagian, Kasad Jenderal Dudung Abdurachman memerankan
sosok Batara Guru, Kasal Laksamana Muhammad Ali memerankan Batara Baruna, dan
Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo memerankan Eyang Abiyasa.
Sementara
itu, Jenderal Sigit memerankan tokoh Prabu Puntadewa. Puntadewa dalam
pewayangan digambarkan sebagai sosok manusia yang berhati suci dan membela
kebenaran. Puntadewa juga digambarkan sebagai sosok manusia yang sabar,
beriman, tekun beribadah, ikhlas dan jujur.
Pagelaran
wayang orang Pandawa Boyong ini diinisiasi oleh Panglima TNI Laksamana Yudo
Margono berkolaborasi dengan lintas generasi, para tokoh dan berbagai unsur seperti
Laskar Indonesia Pusaka, Paguyuban Wayang Orang Barata.
Laksamana
Yudo Margono di kalangan seniman memang dikenal juga sebagai sosok Laksamana
Budayawan. Ini karena dirinya selama ini sangat konsen dalam melestarikan seni
budaya warisan leluhur nenek moyang.
Lakon Pandawa Boyong ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan atau pindah dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.
Boyongnya
Pandawa ke Astina menjadi pesan moral kepada masyarakat agar lebih memahami,
menghayati dan mengamalkan Pancasila. Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun
relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.
“Kita sebagai
generasi penerus harus bangga, karena Wayang Orang sebagai warisan budaya bangsa
Indonesia, kita sebagai warga Indonesia khususnya orang Jawa mempunyai
kewajiban untuk melestarikan budaya ini,”ucap Danrem.
Puntadewa
adalah simbol ketuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila. Bimasena
yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila ke dua Pancasila. Arjuna
mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ke tiga
Pancasila. Nakula menyimbolkan sila ke empat, yaitu permusyawaratan masyarakat.
Sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila ke lima, keadilan sosial yang
benar-benar adil.(Penrem 073/Makutarama).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar