Jumat, 14 Oktober 2016


Disiplin Itu Penting


Grobogan- Status tanggap darurat sudah ditetapkan Bupati Grobogan Sri Sumarni sejak 9 Oktober kemarin. Dimana jajaran FKPD, dan SKPD Kabupaten Grobogan mulai bersama-sama mengatasi bencana banjir yang terjadi di ketiga kecamatan di Kabupaten Grobogan. Dari situ, ketiga tanggul yang jebol mulai ditangani jajaran aparat yang bersangkutan.

Adanya ratusan masyarakat Desa Ngroto beserta 100 jajaran Polri, 130 jajaran TNI dan puluhan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan bergotongroyong di lokasi tanggul di Dukuh Bolawi Desa Ngroto Kecamatan Gubug kemarin (12/10).

Penambalan tanggul dilakukan secara manual, mengingat masih belum adanya alat berat di lokasi tersebut. “Di Ngroto adanya dua tanggul yang jebol, yakni di Dukuh Bolawi dan Dukuh Jogosari. Di Dukuh Jogosari sudah adanya alat berat sejak Senin (10/10) sore milik TNI, sedang di Dukuh Bolawi dikerjakan manual karena belum adanya alat berat yang masuk, rencana akan datang pada sore ini (kemarin sore) atau Kamis pagi.

Penambalan tanggul tersebut dilakukan sigap mengingat untuk mengantisipasi terjadinya luapan air kembali maupun banjir susulan. Mengingat cuaca buruk di Gubug dan sekitarnya. Namun pengerjaan sudah berjalan 30 persen. “Besok masyarakat akan turun ke lokasi lagi untuk melanjutkan penambalan tanggul tersebut.

Selain itu ditanggul Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, sudah adanya alat berat sejak Selasa (11/10) lalu. Alat berat milik PT Hutama Karya yang saat itu tengah mengerjakan pipa gas didekat lokasi tanggul. Namun semenjak tanggul jebol, alat berat langsung dikerahkan untuk memperbaiki tanggul yang jebol.

Tak hanya itu, tanggul di Desa Kemiri yang jebol hingga mengayutkan tiga rumah dan belasan rumah rusak tersebut juga sudah mulai terlihat adanya dua alat berat milik PSDA yang berada di lokasi.

Sejumlah alat berat tersebut dikerahkan dan langsung untuk mengerjakan tanggul di Desa Kemiri tersebut. Hingga Rabu (12/10) sore, pengerjaan baru berupa pembersihan lumpur yang menutupi jalan dan halaman rumah warga.

Untuk pengerjaan normalisasi tanggul baru 3 persen, karena masih susahnya medan yang dilalui alat berat. “Dimana tanah masih basah dan amblas, sehingga menyulitkan pengerjaan dan belum mampu totalitas dalam penambalan tanggul yang jebol,” ungkap Pasi Ops Kodim 0717/Purwodadi, Kapten Untung Hardjanto.

Dandim 0717/Purwodadi Letkol Arh Jan Piter Gurning yang juga merupakan komando tanggap darurat mengatakan, terus melakukan monitoring di lokasi setiap jamnya. Dimana jajaran tentara dikerahkan menyebar di tiga lokasi tanggul, untuk memantau perkembangan pengerjaan tanggul jebol.

Tak hanya itu, usaha dalam tanggap darurat penanganan banjir ini seperti membentuk tim organisasi yang telah dibagi tugas setiap FKPD terakait dan SKPD terkait beserta relawan.
Besok mulai merencanakan droping logistik dengan bahan mentah. Sebelumnya pemberian logistik dengan bahan matang. Dimana bantuan logistik dipusatkan di posko Gubug. Karena di Gubug merata, adanya 7 desa yang tergenang banjir.

Di posko Kecamatan Gubug hingga Rabu (12/10), bantuan terus mengalir dai berbagai pihak setiap jamnya sejak Senin (10/10) lalu. Pada Rabu ini, adanya sebanyak 26 bantuan logistik dari berbagai instansi.

Selain itu, adanya sebanyak 150 personil yang bersiaga di posko Kecamatan Gubug. “Mereka terdiri dari Kodim 0717/Purwodadi siaga di lokasi serta membantu dapur umum, Datasemen Pembekalan Angkutan (Danbekang) IV-44-03/Salatiga untuk memasok bahan makanan, Kwarcab untuk distribusi makanan, BPBD menangani lokasi bencana, PMI, MRI/ACT dan Rumah Zakat.

Nantinya posko tanggap darurat akan ditutup pada 16 Oktober, namun masih memungkinkan dilakukan perpanjangan sesuai situasi yang ada di ketiga kecamatan tersebut. (Penrem 073/Mkt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar